Catatan Perjalanan
Mengejar Mentari
Menatap Jejak-jejak kaki yang Lelah.
Jelang tengah February, 2009 , lebih dari setengah abad jantungku telah dan sedang berdetak.
Suatu paruh perjalanan anak manusia yang semakin mendekat ke detik akhir. Jalan panjang yang berliku, naik, turun, lurus, kadang membelok tiba-tiba, yang kadang kulupa mengerem, telat menghentak gas, atau memacu kecepatan tanpa peduli sekitar, aku lalui di jenjang lebih setengah abad usia.
Sisa hidup yang kudapat dari perjalanan, kadang kusimpan hanya layak menjadi miliku sendiri, namun kadang ada cerita yang perlu untuk berbagi, untuk diambil makna dan pelajaran bagi sesama.
Disinilah perjalanan laluku, kurangkai kembali dalam deret kalimat dari jejak-jejak kakiku yang lelah.
Aku bertutur tentang penjelajahan pada liku-liku rasa, karsa, fikir, yang terlingkup dalam benak yang tak kenal batas.
Dalam lelah penjelajahan, kutatap kabut yang menggantung diantara rimbunnya hutan, luluhlah keangkuhanku..!
Kucium bumi negeri ini, bagai mencium nafas hidup dan wangi kematianku. Tuhan, terima kasih telah kau berikan aku waktu, untuk menjelajahi kenangan pada deretan tapak jejak-jejak kakiku, diatas rumput jalan setapak, di bumiMu yang maha indah, aku menjelajah, mengembara......... MENGEJAR MENTARI..!
(Momon S. Maderoni)
(Momon S. Maderoni)
Subhanallah, ini mungkin yang disebut mengaji dari ayat2 khauniyah Allah Swt. Percikan air, sengatan hangat matahari ciptaan sang Khalik, serta pemandangan indah yang harmoni, yang belum terusak tangan2 manusia menggambarkan kebesaran Illahi.
ReplyDeleteAlhadulillahirobbilalamien, saya mempunyai sahabat yang mendapat hidayah dari Allah Swt, yang dilapangkan rachmad dan rejeki sehingga mendapat kesempatan untuk belajar membaca ayat2 Khauniyah ini. Saya bersyukur ya Rob, meskipun hanya dapat membaca tulisan sahabatku ini, saya juga dapat merasakan betapa Maha Besar dan Maha Agung keberadaan Engkau ini.
Thanks P. Momon
achmad nugroho
Terima kasih Pak, terima kasih atas doanya juga.
ReplyDeleteSaya ingin belajar dari guru tertua kita : Alam.
Momon S. Maderoni
Setuju banget p'Momon,
ReplyDeleteAlam mengajarkan dan memberikan banyak hal buat kita. Alam akan memberikan kedamaian bagi manusia yang selalu menghormati & mencintainya, terkadang kita lengah untuk menghormatinya dan alam akan tetap memberikan pelajaran bagi kita.
Alhamdulillah kami telah Engkau beri kesempatan menikmati alam ciptaMu ya Allah. Insya Allah Engkau akan selalu ingatkan kami akan kebesaranMu dan kewajiban untuk menjalankan ibadahku kepadaMu ya Allah.
Amien Ya Robbal’alamien.
Salam,
Yuyun
Terima kasih.
ReplyDeleteSemoga kita bisa menjaganya.
Kapan-kapan kita bisa bermain kembali dengan Alam.
Fotonya cantik sekali Pak
ReplyDeleteSalam
Terima kasih Mas Reno. WAh..itu hasil asal jepret pakai Pocket Camera.
ReplyDeleteWaktu moto, keburu-buru pula, maklum anggota rombongan lain sudah di Bis. Lokasi : Mesjid Terapung, Jedah.
Salam wa' fitri nich..
ReplyDeleteterima kasih banyak wa' buat postingannya..
sangat memberi inspirasi bahwa sesungguhnya alam begitu setia mendampingi kita..lebih dari siapapun..
jadi teringat tanaman di rumah yang (jujur nich)jarang diperhatikan..padahal papa berulang kali berpesan.."Jalin ikatan emosi dengan alam lewat..tanaman dan hewan yang ada di lingkungan kita..supaya hati lebih tentram dan lembut"
sekali lagi trims buat postingannya ya wa'..
btw, lupa nanya terus nich..siapakah gerangan model foto di mesjid terapung itu?? hehhehehe
Terima kasih De Fitri,
ReplyDeleteModelnya, setengah takut karena dipaksa untuk berdiri di tembok pembatas dengan laut.
Sementara angin lumayan kencang, jadi kalau jatuh...ya..kecebur ke Laut Merah.!
Dan....modelnya..nggak bisa pulang lagi ke Indonesia. Bayaran alias honor buat modelnya mahal sekali, karena bayarannya tiap bulan harus disetorkan dari semua pendapatan penulis blog ini..!
Anyway, many thanks for your visiting to this Blog.
mon , , , aku haryono, , , , kok hpnya off teruss , , , ?
ReplyDeletemon , , , gimana kabarnya , , , aku haryono , ,
ReplyDelete