THE REAL " BIKE TO WORK".
........., luluhlah keangkuhan diri, melihat urat sepasang kaki kurus, tubuh renta diatas pedal sepeda tua, single gear.
Bronjong banmb di kiri kanan, bermuatan penuh buah Pepaya dan Daun Pisang.
Nafas tersengal dan peluh mrngucur dari tubuh sii Kakek.
Tanjakan jembatan yang melintas diatas jalan Tol dilewatinya.
Berjuang demi sedikit rejeki, demi sejengkal perut .
The Real Bike To Work ! ........
( catatan kecil perjalanan goes pagi )
Alam adalah Guru tertua Manusia. Dalam perjalanan menjelajahnya, Tuhan menunjukan ayat-ayat kehidupan dan ayat alam yang nyata. Sebagai tanda kebesaranNya maupun potret pelajaran hidup dan kehidupan, yang menjadi bahan perenunganku yang layak diambil maknanya. Semoga catatan perjalanan hidup dan kehidupan " rumah kata " ini bermanfaat untuk sesama. (Momon S. Maderoni)
Thursday, May 8, 2014
catatan kecil perjalanan malam :
BILA TUHAN BERKEHENDAK.
........ " konon" dulu ia hanya juru masak.
Dulu tempat usahanya hanya "warung kecil" yng menyempil, dengan beberapa meja kayu dan beberapa pelayan.
Kini menempati bangunan tempatnya bukan lagi "warung", tetapi "restaurant modern" dgn bangunan bertingkat, puluhan pelayan dan Security berseragam rapi dan sopan, Ruangannya tertata rapi, berpendingin yg nyaman, terletak di daerah terpandang, antara Kemang, Fatmawati, Ibu Kota.
Empatpuluh dua menit berdiri dalam antrian tamu dalam status waiting list, demi dapat menikmati sajiannya !
Seluruh meja di 2 tingkat restaurant itu terisi penuh.! Waiting List para tamu sampai keluar bagian depan.!
Begitulah kalau Allah SWT berkehendak, Dia Maha Kaya, Dia Maha Pemberi.
Disudut dekat meja Kasir, tertulis ungkapan Sang Pemilik Restsuranyg khusus menyajikan Steak itu :
" Aku tahu rizky ku tidak akan diambil orang lain, maka aku tenang.
Aku tahu amalku tidak mungkin dilakukan orang lain, maka aku sibuk beramal.
Aku tahu Alloh Maha Melihat, maka aku tidak ingin berbuat maksiat.
AKu tahu kematian akan datang menghampiriku, maka aku persiapkan ibadahku untuk menemui Robku. " ABUBA .........
BILA TUHAN BERKEHENDAK.
........ " konon" dulu ia hanya juru masak.
Dulu tempat usahanya hanya "warung kecil" yng menyempil, dengan beberapa meja kayu dan beberapa pelayan.
Kini menempati bangunan tempatnya bukan lagi "warung", tetapi "restaurant modern" dgn bangunan bertingkat, puluhan pelayan dan Security berseragam rapi dan sopan, Ruangannya tertata rapi, berpendingin yg nyaman, terletak di daerah terpandang, antara Kemang, Fatmawati, Ibu Kota.
Empatpuluh dua menit berdiri dalam antrian tamu dalam status waiting list, demi dapat menikmati sajiannya !
Seluruh meja di 2 tingkat restaurant itu terisi penuh.! Waiting List para tamu sampai keluar bagian depan.!
Begitulah kalau Allah SWT berkehendak, Dia Maha Kaya, Dia Maha Pemberi.
Disudut dekat meja Kasir, tertulis ungkapan Sang Pemilik Restsuranyg khusus menyajikan Steak itu :
" Aku tahu rizky ku tidak akan diambil orang lain, maka aku tenang.
Aku tahu amalku tidak mungkin dilakukan orang lain, maka aku sibuk beramal.
Aku tahu Alloh Maha Melihat, maka aku tidak ingin berbuat maksiat.
AKu tahu kematian akan datang menghampiriku, maka aku persiapkan ibadahku untuk menemui Robku. " ABUBA .........
MENEPUKI KEGOBLOKAN SENDIRI.
...... sepintas melirik acara TV Swasta.
Ada acara berlabel D Academy ( Dangdut ??? ).
Seorang anak Usia 4 tahun, dipangku seorang Host. Ditanya ini itu, lantas Sang Bocah ingusan itu menyanyi.
Lagunya lagu si Inul Daratista, penyanyi bersuara pas-pasan, wajah seadanya, yang cuma bermodal "menghebohkan" goyangnya (dan meluluh lantakan "etika dan artistik seni panggung", menjatuhkan "martabat Dangdut" yang tadinya sudah pelan-pelan "terangkat" martabat musiknya )
Lagunya, lagu orang dewasa, bertema cinta dengan lyrik murahan. Si anak ingusan, suara masih setengah cadel, mengucap kata cinta, kekasih, rindu, dalam deretan lyriknya, kalimatnya hanya cocok untuk manusia Dewasa...!
Penonton bertepuk tangan, Pembawa Acara bertepuk tangan, orang tuanya bertepuk tangan :
MENEPUKI KEGOBLOKAN nya SENDIRI !!!!! .......
...... sepintas melirik acara TV Swasta.
Ada acara berlabel D Academy ( Dangdut ??? ).
Seorang anak Usia 4 tahun, dipangku seorang Host. Ditanya ini itu, lantas Sang Bocah ingusan itu menyanyi.
Lagunya lagu si Inul Daratista, penyanyi bersuara pas-pasan, wajah seadanya, yang cuma bermodal "menghebohkan" goyangnya (dan meluluh lantakan "etika dan artistik seni panggung", menjatuhkan "martabat Dangdut" yang tadinya sudah pelan-pelan "terangkat" martabat musiknya )
Lagunya, lagu orang dewasa, bertema cinta dengan lyrik murahan. Si anak ingusan, suara masih setengah cadel, mengucap kata cinta, kekasih, rindu, dalam deretan lyriknya, kalimatnya hanya cocok untuk manusia Dewasa...!
Penonton bertepuk tangan, Pembawa Acara bertepuk tangan, orang tuanya bertepuk tangan :
MENEPUKI KEGOBLOKAN nya SENDIRI !!!!! .......
KETIKA MURKA DI ANGKASA JAKARTA.
......... sebuah mobil box terparkir lama di jalan sepi ditengah sawah.
1998, Jakarta bergejolak, entah apa untuk apa, entah siapa menyerang siapa. Saling serang, saling menghancurkan. !
Emosi, kebencian, tumpukan kekesalan, teronggok keputus asaan memenuhi rongga, meletupkan kebrutalan, saling menghancurkan !
Entah apa untuk apa, siapa menyerang siapa.
Hingga senja menyapa, mobil box masih terparkir ditepi jalan desa, beberapa puluh km dari ibu kota, yg langitnya dipenuhi asap hitam dan amarah.
seorang polisi yg menjelang pensiun namun tak dikarunia anak, mendekati mobil bok.
Box nya dibuka,
Pintu box terbuka.
Didalamnya suami istri dan balitanya dengan penuh peluh dan wajah ketakutan.
Asap dan amarah massa yg memenuhi angkasa ibu kota, telah membust pemilik mobil box itu lari dari ibu kota untuk menyelamatkan diri.Etnis, suku, yg tak pernah ingin dipiih saat kita terlahir, menjadi bagian tumpukan sasaran amarah massa saat itu.
( apakah kita bisa memilih suku, etnis yg kita inginkan sebelum terlahir ke dunia ? ).
suami istri itu menyerahkan sang balita yg dicintainya, demii keselamatan dari amarah yg menguasai angkasa Jakarta.
dalam rumah sederhana, ditengah kampung pedesaan pantura, sang balita dirawat, dididik oleh ssng polisi pangkat rendahan itu dengan penuh kasih sayang.
Dalam keterbatasan pendapatan pas-pasan polisi pangkat rendahan itu, sang polisi menghantarkan sang balita hingga dewasa. Sang balita menjadi dewasa dan merasa mempunyai 2 bapak yg sama sama menyayangi.
hari ini, ada pesan di inbox, sang polisi berpangkat rendahan yg hidup dalam kesederhanasn itu telah berpulang menghadap Sang Khalik.
" Semoga engkau dilapangkan khuburnu,, di terima amal ibadahmu, diampuni segala dosamu. Al Fathihah. Amiin "
Subscribe to:
Posts (Atom)