Thursday, May 8, 2014




KETIKA MURKA DI ANGKASA JAKARTA.

......... sebuah mobil box terparkir lama di jalan sepi ditengah sawah.

1998, Jakarta bergejolak, entah apa untuk apa, entah siapa menyerang siapa. Saling serang, saling menghancurkan. !

Emosi, kebencian, tumpukan kekesalan, teronggok keputus asaan memenuhi rongga, meletupkan kebrutalan, saling menghancurkan !

Entah apa untuk apa, siapa menyerang siapa.

Hingga senja menyapa, mobil box masih terparkir ditepi jalan desa, beberapa puluh km dari ibu kota, yg langitnya dipenuhi asap hitam dan amarah.

seorang polisi yg menjelang pensiun namun tak dikarunia anak, mendekati mobil bok.
Box nya dibuka,
Pintu box terbuka.
Didalamnya suami istri dan balitanya dengan penuh peluh dan wajah ketakutan.

Asap dan amarah massa yg memenuhi angkasa ibu kota, telah membust pemilik mobil box itu lari dari ibu kota untuk menyelamatkan diri.Etnis, suku, yg tak pernah ingin dipiih saat kita terlahir, menjadi bagian tumpukan sasaran amarah massa saat itu.
( apakah kita bisa memilih suku, etnis yg kita inginkan sebelum terlahir ke dunia ? ).

suami istri itu menyerahkan sang balita yg dicintainya, demii keselamatan dari amarah yg menguasai angkasa Jakarta.

dalam rumah sederhana, ditengah kampung pedesaan pantura, sang balita dirawat, dididik oleh ssng polisi pangkat rendahan itu dengan penuh kasih sayang.
Dalam keterbatasan pendapatan pas-pasan polisi pangkat rendahan itu, sang polisi menghantarkan sang balita hingga dewasa. Sang balita menjadi dewasa dan merasa mempunyai 2 bapak yg sama sama menyayangi.

hari ini, ada pesan di inbox, sang polisi berpangkat rendahan yg hidup dalam kesederhanasn itu telah berpulang menghadap Sang Khalik.

" Semoga engkau dilapangkan khuburnu,, di terima amal ibadahmu, diampuni segala dosamu. Al Fathihah. Amiin "

No comments:

Post a Comment