HAMPAS KECAP.
Namanya juga Ampas ( Orang Sunda menyebutnya " Hampas " ), ya...sisa.
Bahkan sisa-sisa.!
Tapi yang ini biar termasuk Sisa, alias Hampas, tetap bermanfaat, enak pula.
Sebelum group Korporasi milik para Pemodal Besar mendirikan Pabrik Kecap, di beberapa pelosok Kampung di Negeri ini sudah berdiri Pabrik-pabrik Kecil milik rakyat.
Mungkin istilah "nge cap" sebagai gambaran orang yang suka banyak ngomong, karena identik dengan "banyaknya" pabrik Kecap yang semuanya mengatakan Produknya No. 1 !
Dari proses pembuatan Kecap yang merupakan sari dari Kacang yang dikeringkan sebelumnya dan diproses sedemikian rupa, meninggalkan "sisa ampas" dari kacang-kacang itu.
Di beberapa daerah, sesuai benda itu berupa sisa-sisa, ya disebut Ampas. Dalam bahasa Sunda ya Hmpas Kecap !
Walau statusnya sebagai barang bekas, Hampas Kecap masih berguna. Dimasak sebagai oseng-oseng, dicampur Cabe, kadang juga dengan dicampur Oncom, jadilah makanan yang enak untuk "teman Nasi" .
Proses Pembuatan Kecap, tidak hanya menyisakan Hampas Kecap, tetapi juga ada bagian sisa cairannya yang kental, yang ada di dasar tempat Kecap itu, sebagai "sisa penyaringan" . Yang ini disebuat " Gegendek ".
Karena "sisa saringan", Gegendek kental sekali, jadi ibarat Kecap yang Kental sekali. Dan ini pun masih bisa dimanfaatkan, ya...sebagai kecap yang kental sekali !
Sayangnya grup Korporasi telah "melibas" matinya Pabrik-pabrik Kecap Tradisional milik rakyat kecil.
Tamattah sudah denyut nadi Pabrik Kecap rakyat yang tersebar di pelosok kampung.
Dan rasanya tak mungkin lagi pabrik Kecap tradisional akan bangkit lagi saat ini, ...... berat, ...!
Bagaimana tidak ? Kacang saat menjadi barang Impor dari Luar Negeri.!
( Karena Petani pun telah pergi, menjadi kuli-kuli. Merunduk, bagai pasukan yang kalah perang di negerinya sendiri !)
Generasi kinipun tak mengenal lagi lezatnya oseng-oseng Hampas Kecap..
Sebelum group Korporasi milik para Pemodal Besar mendirikan Pabrik Kecap, di beberapa pelosok Kampung di Negeri ini sudah berdiri Pabrik-pabrik Kecil milik rakyat.
Mungkin istilah "nge cap" sebagai gambaran orang yang suka banyak ngomong, karena identik dengan "banyaknya" pabrik Kecap yang semuanya mengatakan Produknya No. 1 !
Dari proses pembuatan Kecap yang merupakan sari dari Kacang yang dikeringkan sebelumnya dan diproses sedemikian rupa, meninggalkan "sisa ampas" dari kacang-kacang itu.
Di beberapa daerah, sesuai benda itu berupa sisa-sisa, ya disebut Ampas. Dalam bahasa Sunda ya Hmpas Kecap !
Walau statusnya sebagai barang bekas, Hampas Kecap masih berguna. Dimasak sebagai oseng-oseng, dicampur Cabe, kadang juga dengan dicampur Oncom, jadilah makanan yang enak untuk "teman Nasi" .
Oseng-oseng Ampas Kecap.
Proses Pembuatan Kecap, tidak hanya menyisakan Hampas Kecap, tetapi juga ada bagian sisa cairannya yang kental, yang ada di dasar tempat Kecap itu, sebagai "sisa penyaringan" . Yang ini disebuat " Gegendek ".
Karena "sisa saringan", Gegendek kental sekali, jadi ibarat Kecap yang Kental sekali. Dan ini pun masih bisa dimanfaatkan, ya...sebagai kecap yang kental sekali !
Sayangnya grup Korporasi telah "melibas" matinya Pabrik-pabrik Kecap Tradisional milik rakyat kecil.
Tamattah sudah denyut nadi Pabrik Kecap rakyat yang tersebar di pelosok kampung.
Dan rasanya tak mungkin lagi pabrik Kecap tradisional akan bangkit lagi saat ini, ...... berat, ...!
Bagaimana tidak ? Kacang saat menjadi barang Impor dari Luar Negeri.!
( Karena Petani pun telah pergi, menjadi kuli-kuli. Merunduk, bagai pasukan yang kalah perang di negerinya sendiri !)
Generasi kinipun tak mengenal lagi lezatnya oseng-oseng Hampas Kecap..
No comments:
Post a Comment