Catatan Kecil Perjalanan : Geliat "menghadirkan kembali Kota Tua Jakarta.
Patut diapresiasi buat duet Jokowi - Ahok dalam memberikan perhatian thd bangunan-bangunan bersejarah di sekita kota tua Jakarta.
Geliat perbaikan, pentaan Kota Tua sudah terasa.
Namun ada yang masih mengganjal, terlepas ini "peninggalan kebijakan"
Gubernur sebelumnya atau bukan, kiranya tempat-tempat seperti itu akan
lebih baik "terbebaskan" dari penempatan pihak swasta untuk usaha
komersial, misalnya untuk Restaurant dan Cafe.
Dengan adanya
penempatan usaha yang menempati Bangunan tersebut, maka khalayak tidak
bisa bebas menikmati dan akses ke tempat tersebut. Kalaupun berminat
harus "menebus dengan menjadi pengunjung" Restaurant tersebut, yang
harga sajiannya hanya mampu ditebus kalangan atas..!
(Kasihan Pelajar dan Mahsiswa yang sepatutnya bisa masuk dan mempelajari peningglan sejarah tsb..!).
Disamping membatasi akses, Restaurant dan Cafe tersebut juga menjadikan kondisi yang tdk selaras dengan lingkungan yang ada.
Ada tirai jendelanya bahkan warna dan hurufnya huruf China. Tidak sesuai dengan asli kolonial nya..!
Yang tidak kalah penting juga adalah " Pemeliharaan " setelah Renovasi besar-besaran tersebut, agar uang Rakyat tida sia-sia.
( Perlu keseriusan dan konsisten..! )
Mampukah Jokowi dan Ahok untuk ini ?
Kita lihat, dan semoga !!! .....
Alam adalah Guru tertua Manusia. Dalam perjalanan menjelajahnya, Tuhan menunjukan ayat-ayat kehidupan dan ayat alam yang nyata. Sebagai tanda kebesaranNya maupun potret pelajaran hidup dan kehidupan, yang menjadi bahan perenunganku yang layak diambil maknanya. Semoga catatan perjalanan hidup dan kehidupan " rumah kata " ini bermanfaat untuk sesama. (Momon S. Maderoni)
Friday, November 22, 2013
LAGU LAMA DARI NEGERI PARA PEMBUAL.
Tiba-tiba saja banyak dari mereka yang mengaku orang-orang susah (dulunya).
Tiba-tiba saja banyak dari mereka yang mengaku anak-anak Petani (dulunya).
Tiba-tiba saja ada yang mengaku biaya Study keluar negerinya "cuma" bermodal 5.000 Dolllar Amerika dan bertahan hidup dengan jadi pencuci piring....
Tiba-tiba saja negeri ini dipenuhi oleh cerita muram para tokoh (yang akan men "tokohkan"), perjuangan hidup masa mudanya, "kedekatan" dengan kemiskinan.
Tiba-tiba pamer kaki diatas lumpur sawah.
Bukankah keharian kaki-kaki itu setiap saat melintas diatas lantai Marmer rumahnya yang bagai Istana ?
Tiba-tiba ada tangan menenteng bungkusan " kantong kresek" berisi sayuran di Pasar Tradisional yang kumuh dan bau.
Bukankah mereka selama ini menenteng "barang-barang mewah buatan luar negeri", ber shoping ria di Mall-mall mewah ?.
Dan ada pula Jendral-Jendral yang bergelimang harta, kemudian tiba-tiba mengaku sebagai "Parjurit yang sederhana".
Ada kaki yang selalu dibungkus Sepatu berharga jutaan, lantas tiba-tiba telanjang di antara tanah sawah, sambil berteriak lantang aku Pejuang (setidaknya "calon" pejuang) para Petani dan Nelayan.
" Lagu Lama " , dari Negeri Para Pembual...!
Tiba-tiba saja banyak dari mereka yang mengaku anak-anak Petani (dulunya).
Tiba-tiba saja ada yang mengaku biaya Study keluar negerinya "cuma" bermodal 5.000 Dolllar Amerika dan bertahan hidup dengan jadi pencuci piring....
Tiba-tiba saja negeri ini dipenuhi oleh cerita muram para tokoh (yang akan men "tokohkan"), perjuangan hidup masa mudanya, "kedekatan" dengan kemiskinan.
Tiba-tiba pamer kaki diatas lumpur sawah.
Bukankah keharian kaki-kaki itu setiap saat melintas diatas lantai Marmer rumahnya yang bagai Istana ?
Tiba-tiba ada tangan menenteng bungkusan " kantong kresek" berisi sayuran di Pasar Tradisional yang kumuh dan bau.
Bukankah mereka selama ini menenteng "barang-barang mewah buatan luar negeri", ber shoping ria di Mall-mall mewah ?.
Dan ada pula Jendral-Jendral yang bergelimang harta, kemudian tiba-tiba mengaku sebagai "Parjurit yang sederhana".
Ada kaki yang selalu dibungkus Sepatu berharga jutaan, lantas tiba-tiba telanjang di antara tanah sawah, sambil berteriak lantang aku Pejuang (setidaknya "calon" pejuang) para Petani dan Nelayan.
" Lagu Lama " , dari Negeri Para Pembual...!
PENGKABURAN SEJARAH.
Sautu hari di tengah perjalanan Goes sepeda seorang diri, karena
gerimis numpang mampir di pangkalan ojek di ujung jalan di daetah
Cikarang.
Disatu sisi pangkalan ojek yg beratap seadanya itu, ada Gerobak warung Rokok.
Ditengah suasana gerimis itu, ku dengar obrolan Si Penjual Rokok dengan Si Tukabg Ojek tentang Sinetron Cerita Sejarah yg kini banyak di tayangkan di Tipi.
" Wah makin seru Sinetron. .... " kata si Tukang Ojek ke Si Penjual Rokok sambil menyebut Judul salah satu Sinetron.
" Tapi itu beda dengan cerita di sejarahnya yang gue baca " jawab si Penjual Rokok sambil terua bercerita apa yg dia tahu ttg sejarah itu.
Spontan, dalam hati aku bangga, mendengar jawaba itu.
Disatu sisi pangkalan ojek yg beratap seadanya itu, ada Gerobak warung Rokok.
Ditengah suasana gerimis itu, ku dengar obrolan Si Penjual Rokok dengan Si Tukabg Ojek tentang Sinetron Cerita Sejarah yg kini banyak di tayangkan di Tipi.
" Wah makin seru Sinetron. .... " kata si Tukang Ojek ke Si Penjual Rokok sambil menyebut Judul salah satu Sinetron.
" Tapi itu beda dengan cerita di sejarahnya yang gue baca " jawab si Penjual Rokok sambil terua bercerita apa yg dia tahu ttg sejarah itu.
Spontan, dalam hati aku bangga, mendengar jawaba itu.
Si Penjual Rokok ternyata cukup tahu dan cerdas
pengetahuannya tentang Sejarah. " Jauh lebih cerdas dari pada
Produser, Sutradara dan Penulis Cerita Sinetron itu. !
Sungguh tidak bertanggung jaawabnya mereka, kaum Sineas itu menyimpangkan, mengaburkan fakta Sejarah !!
Sinetronnya hanya mengangkat gedebak-gedebuk berantemnya, dari pada isi sejarahnya yang benar.
Kasihan generasi muda, anak-anak di jejali sejarah yang salah. !
Jangan-jangan cerita Kian Santang menjadi hasil para Kaum Sineas negeri ini yg Kian Sinting. .,!
Sungguh tidak bertanggung jaawabnya mereka, kaum Sineas itu menyimpangkan, mengaburkan fakta Sejarah !!
Sinetronnya hanya mengangkat gedebak-gedebuk berantemnya, dari pada isi sejarahnya yang benar.
Kasihan generasi muda, anak-anak di jejali sejarah yang salah. !
Jangan-jangan cerita Kian Santang menjadi hasil para Kaum Sineas negeri ini yg Kian Sinting. .,!
Sunday, November 3, 2013
DITEPI DANAU RAJA, KETIKA SEJARAH BAGAI CERITA LAMA TAK BERMAKNA
Terakhir berkunjung ke kota kecil di Provinsi Riau ini tahun 1985, saat berkesempatan menyusuri Sumatera dari Aceh sampai Jakarta, saat Mahasiswa.
Di ujung Oktober 2013, ada kesempatan lagi dalam suatu perjalanan, untuk singgah lagi di Rengat, yang terkenal juga sebagai Kota Kedongdong.
Di depan Bangunan Replika Istana Indragiri
Kota kecil yang dapat dijangkau lk. 4 jam perjalanan darat dari Pekanbaru ini terkenal akan Kerjaan Indragiri nya, kota yang didirikan oleh Sultan Ibrahim ke 18.
Rengat berkembang sekitar abd ke 18 hingga abad ke 19. Konon Istana Kerjaaan Rengat ini sekarang tinggal petilasnnya, yang sebagian bisa dilihat saat air Sungai Indragiri menyusut. Beberpa sisa bangunanya akan terlihat.
Bingkai alam pagi, Danau Raja
Sayang, silsilah kerajaan Indragiri ini sekarang sudah tidak jelas. Namun yang mempunyai garis keturunan, sampai saat ini, di depan namanya menggunakan nama Raja.
Maka Rengat pun dikenal dengan Kota Raja, karena banyak nama-nama bergelar Raja.!
Teratai dan tumbuhan liar
Di dekat Sungai dan Istana ada sebuah Danau yang konon merupakan tempat mandi dan bersantai Sang Raja. Makanya nama Danau ini dinamakan Danau Raja.
Danau yang berada di tepi jalan raya, dan dekat dengan Sungai Indragilir ini, sayangnya tidak terawat. Konon dulunya Danau ini adalah Kolam Kecil, kemudian berubah membesar dan menjadi Danau.
Ilalang dan Rumput Liar, hiasan tepian Danau
Terlepas benar atau tidaknya cerita tersebut, Danau ini cukup luas dan indah. Dikeliling kawasan dengan Pepohonan,
Danau ini pernah di tata sedemikian rupa sebagai obyek Wisata. Disekelilingnya dipagar, dibuatkan jogging track, dan disalah satu sisinya yang memisahkan dengan Sungai Indragiri, dibangun Replika Istana Indragiri.
Bangunan di tepi Danau, yang konon bekas Musabaqoh Tilawatil Qur'an
Sayang sekali, semua yang ada sudah tidak terawat. Bangunan Replika Istana yang dibangun dehgan uang Rakyat menjadi bangunan tak bertuan. Plapon yang jatuh, debu tebal melapisi lantainya, foto para Bupati, Raja bagai hiasan tak berarti menggantung disisi sisi dinding.
Air Danau kotor, rumput tinggi, ilalang tumbuh dimana-mana, sehingga pantas bila pada malam tanggal 27 bulan Februari 2013 menjadi tempat yang aman bagi 4 oang Pemerkosa memperkosa seorang Siswi SMA secara bergiliran.!
Mengais sedikit Rizky, disisa keindahan
Diatas permukaan air danau bukanlah lagi bunga Teratai. yang indah, tetapi tumbuhan liar yang kotor..
Beberapa Pria dengan mengayuh Sampan Kayu kecil menyusuri dari satu tepi ke bagian tepi Danau menjala ikan, demi untuk memenuhi kebutuhan sejengkal perutnya..!
Andai Sang Sastrawan terkenal yang lahir di Rengat ini masih ada, Chairil Anwar, mungkin iapuan akan menceritakan cerita sedih diatas sampan Danau ini.
Bagian dalam Bangunan Replika Istana yang penh debu
Dua anak Sekolah SMA yang melintas di tepi Danau ini pagi itu, kutanya :
" Apakah bangunan itu Istana Kerajaan ? " seraya aku menunjuk Bangunan di tepi Danau.
Jawabnya singkat :
" Tidak tahu ! ".
Foto Sang Raja, menggantung berdebu di ruang sepi
Sejarah...oh....sejarah hanya dipandang cerita lama tak bermakna. Menyedihkan..!
Saturday, November 2, 2013
OUTSOURCHING ?
( Diskusi pagi dengan Sang Anggota DPRD )
Suatu pagi, di Pontianak saat akan makan pagi di sebuah
Hotel, tanpa sengaja satu meja dengan seorang Anggota DPRD suatu daerah di Jawa
Barat, yang konon anggota Komisi yang mengurusi tentang Tenaga Kerja.
Ngalor-ngidul ngobrol, sampai pada diskusi ringan tentang
Outsourching.
Sang anggota Dewan yang konon banyak memperhatikan Buruh Pabrik
sekitar jalan Jakarta - Bogor itu bilang bahwa tidak setuju dengan
Outsourching.
Dia menggebu-gebu agar Outsourching dihapuskan ( entah ini
berdasarkan hasil telaahnya yang mendalam, atau sekdar mendapat dukungan dari para
Buruh…he..he..he..).
Saya ngobrol santai saja, sambil sebisaya berpendapat.
(seperti dalam tulisan dibawah ini )
Mengapa Outsourching
? :
Dengan keterbatasan pengetahuan saya, saya bilang, bahwa Tenaga
Outsourching sebenarnya syah-syah saja bila yang di outsourching adalah bukan
"bagian utama dari mata rantai produksi suatu perusahaan" dan
"bukan bagian inti dari core business" Perusahaan tersebut.
Sebagai contoh, Cleaning Service, atau Satpam, tentu bukan
bagian dari bisnis intinya (core
business) sebuah perusahaan yang memproduksi Rokok.
Tetapi bagian yang bertugas “memasukan rokok ke bungkusnya
“ (kalau dilakukan secara manual), maka mereka
menjadi bagian dari mata rantai inti produksi.
Cleaning Service syah
saja di Outsoursching, tetapi mereka yang bertugas memasukan Rokok ke Bungkusnya
tidak harus di outsourching. Demikian kata saya seolah ahli Tenaga Kerja kepada
Sang Anggota Dewan tersebut he..he..he..
Apa
Keuntungannya ? :
Sebuah
Perusahaan memberikan suatu Pekerjaan, tidak hanya semata memberi “ tugas”, tetapi Perusahaan harus juga
memikirkan “jenjang karir” dan “Training yang sesuai” untuk orang tersebut.
Nah,…bagaimana
pun berprestasinya seprang Cleaning yang
bertugas di Perusahaan Rokok, atau mungkin Perusahaan Pertambangan, tentu tidak
ada Jenjang Karir berikutnya !
Andaikan
Cleaning Service tersebut bekerja di Perusahaan Cleaing Service, tentu ia akan
mendapat pendidikan di bidangnya dan jelas jenjang Karirnya. (mungkin suatu
saat ia naik menjadi jenjang Koordinator).
Karena
Perusahaannya memang dibidang Jasa Cleaning Serive.!
( dengan
sedikit penuh intonasi saya sampaikan pada si Anggota DPRD
tersebut…he,.he…he,..).
Mengapa
mereka nuntut jadi Pegawai Tetap ? :
Nah ini
persoalan yang terjadi, Tenaga Outsourching menuntut menjadi pegawai tetap ke
Perusahaan yang menerima Jasanya , malah bukan pada Perusahaan Cleaning Service
perusahaan yang merekrutnya !
Seharusnya
mereka minta menjadi Pegawai Tetap pada perusahaan Cleaning Service yang
menggajinya.!
Perushaan
jasa penyedia Tenaga Kerja seperti layanan Clenaing Service tersebut melakukan
PKWT ( Perjanjian Kerja Waktu Terbatas )
dengan para Cleanernya berdasarkan masa konrak dari Perushaan Clenaing tersebut
dengan Perusahaan yang memerlukan jasanya ( Customer nya).
Hal ini yang
“meresahkan” para Cleaner, maka mereka menuntut agar ada kepastian kerja dan
fasilitas sesuatu atauran sebagai Karyawan Tetap.
Idealnya
Perusahaan Cleaning Service tersebut mengangkat Clener tersebut menjadi
Karyawan Tetap terlebih bila selama 3 kali perpanjngan PKWT menunjukan kerja
yang baik dan diperlukan tenaganya.
Hal ini akan
memicu Perusahaan Cleaning Service tersebt untuk berusaha survive mendaptkan
kontrak pekerjaan dengan Customer secara terus menerus, dan ini mendorong
menjadi perusahaan yang professional di bidangnya.
Apa
Keuntungan Sistim Outsourching ? :
Keuntungan
bagi Tenaga Kerja Outsourching :
-
Mendapat pendidikan dan training di bidangnya.
-
Ada jenjang Karir selanjutnya.
Keuntungan
bagai Perusahaan penerima Jasa :
-
Tidak direpotkan dengan pekerjaan yang buka core
businessnya, sehingga lebih konsentrasi pada bidangnya.
-
Setipa saat selalu tersedia tenaga kerja bidang
tsb dengan jumlah yang tersedia sesuai kontrak.
( tidak terhambat adanya Karyawan yang
absen, sakit, mangkir).
-
Tidak perlu menyedikan jenjang Karir dan
Training pekerja yang memang bukan
menjadi Core Businiessnya.
Keuntungan
bagai Perusaan Outsourching :
-
Menjadi Perusahaan penyedia jasa yang
professional di bidangnya.
Sekilas
Kasus :
Banyak
Perusahaan buruhnya demo, dimana Perusahaan tersebut yang Satpamnya adalah Satpam
internal (Karywan tetap) .
Namun relative
sedikit yang dialami oleh Perusahaan yang
Satpamnya tenaga Outsourching dari Perusahaan Security (yang
Professional).
Mengapa ?
Karena
Satpam nya melaksanakan tugasnya dari perushaan outsourching sebagai tenaga
Pengamanan Perusahaan, dan itu tugas utamanya sebagai Tenaga Security !
Sementara
kalau Satpamnya dari internal, mereka adalah menjadi bagian dari yang demo.
Salahkah
Pekerja Outsourching menuntut jadi Pegawai Tetap ?
Tidak salah
!
Selama
menuntut pada Perusahaan Outsourching yang menerimanya mereka bekerja.
Bukan menuntut
pada Perusahaan yang melakukan kontrak kerja dengan Perusahaan
Outsourchingnya..!
Lantas apanya yang salah selama ini ?
Sosialisasi dan edukasi tentang Outsourching itu kepada Buruhnya. Dan banyak Perusahaan Outsourching yang kurang professional, bahkan di beberapa daerah, Perusahaan ini oleh Manajemennya tidak lebih hanya sekedar "bendera" untuk mendapatkan pekerjaan (dan keuntungan bagi pemiliknya), tanpa memikirkan upah yang layak dan jaminan sosial ( hanya sebatas UMR ), training yang tepat dan jenjang karir selajutnya (bagi yang berprestasi).
( Sang
Anggota DPRD mengangguk-anggguk, entah paham, entah sekedar basa-basi.
Selebihnya saya bicara tentang pariwisata dengan Sang Dewan itu..!)
Monday, October 14, 2013
HAMPARAN TENDA DI MINA
Malam dilalui, badan dihembus
angin malam padang gurun pasir, dalam gelap malam Mabit (mampir sejenak) usai wukuf di padang
Arafah.
( Perjalanan yang terasa paling
berat diantara rangkaian perjalanan ibadah Haji).
Dalam sisa lelah, semangat mengalahkan segalanya. Kaki merayapi anak-anak
tangga alami, diantara hamparan tenda-tenda Jamaah.
Puncak bukit disisi utara perbukitan Mina, sebuah tenda berwarna putih
kini menjadi “rumah tinggal” kami.
Tak ada strata kehidupan dunia yang selalu dibanggakan seseorang. Semua
menghampar, badan hanya tersekat alas tenda dengan bumi, tempat kami nanti
kembali.
Sebuah sudut pinggiran Tenda yang nyaris bersinggungan dengan tebing,
menjadi tempat nyamanku di dalam tenda.
Dari waktu ke waktu, detik ke detik, lafaz doa terdengar samar dari
setiap tenda.
Kepasrahan, harapan, dan
permohonan ampunan, mengalir dalam tunduk-tunduk, sujud yang khusu.
Kucium bumi dalam sujud khusu, bagai mencium hiduo dan matiku.
Malam dipenuhi doa, sampai pada titik lelah mengantarkan tidur….
Jelang Subuh, antrian Jamaah di pintu Kamar mandi. Tak ada
sikut-sikutan, dorong-dorongan yang biasa merasa aku lebih dari yang lain.
Semua dalam ke setaraan.!
Sisa kantuk dan kaki lelah, tak
menyurutkanku melangkah, meniti setiap pijakan tanah bukit.
Sampailah pada titik tertinggi.
Subhanallah,..!
Lembah dan bukit Minadi penuhi hamparan Tenda-tenda putih.! Tertata
rapi, jalan mulus membelah deretan tenda, bagai perumahan elit, jalan dan
persimpangan mengingatkan pada kmplek perumahan elit..
Matahari membuka hari, pelan-pelan naik, cahayanya menerobos diantara
ujung-ujung kerucut tenda.
Entah kapan aku akan menyaksikan ini lagi……
Sunday, August 25, 2013
MENCARI 40
"Konon" katanya Hidup dimulai usia 40 tahun.
Karena di usia itu dianggap sudah matang, cukup pengalaman, dan posisi karir umumnya sudah di jenjang yang cukup dalam strata organisasi karirnya.
Usia 40 tahun juga " konon " , datanganya "puber kedua".
Dengan segala kematangan, kemapanan, pengalaman, ingin "menambah pengalaman", didorong pula bermodal kemampuan financial dan kemapanan yang ada.
Jadi usia 4o tahun, selain titik sukses juga jadi titik kritis. Bisa saja semangat mencari "pengalaman kedua" , membuahkan petaka kehidupan keluarga..!
Namun Usia 40 bagi yang memaknai perjalanan kehidupan di dunia adalah sementara, menuju kehidupan abadi kelak yang harus "menyiapkan bekal selama di dunia", berarti KESEMPATAN menyipakan bekal itu tinggal sebentar.
Kalaulah rata-rata manusia sekarang "pensiun sebagai manusia" di usia 60 tahun. Berarti waktu yang tersedia tinggal 20 tahun.
Hanya tinggal "sepertiga dari perjalanan hidupnya..! ".
Cukup siapkah mengumpulkan bekal selama sisa hidup itu ?
Mencari Empatpuluh :
Angka 40 ternyata punya makna bagi seseorang dalam kehidupannya :
Titik kemapanan (kesuksesan), Ujian dan "peringatan" tentang sisa perjalanan hidupnya (di dunia).
Dan ternyata angka 40 puluh juga adalah suatu "tantangan" untuk dicari sebagai bekal di detik akhir perpisahan dengan kehidupan dunia..!
Karena dengan mengumpulkan sejumlah angka sampai ke 40 diakhir kehidupan, akan menjadi salah satu jalan yang "melapangkan khubur kita".
Kita harus berusaha mendapatkan 40 manusia (minimum), entah itu anak kita, kerabat kita, tetangga kita, teman kita, yang pada saat jasad kita akan dikuburkan, mereka "dengan ikhlas membacakan Al Fatihah".
Hanya dengan berkawan baik dengan sebanyak-banyaknya teman, menjaga silaturahmi dengan Keluarga dan Kerabat, berbaik dengan Tetangga, selalu bertemu dan berjamaah di Mesjid, target mencari 40 itu InsyaAllah akan tercapai...!
Karena di usia itu dianggap sudah matang, cukup pengalaman, dan posisi karir umumnya sudah di jenjang yang cukup dalam strata organisasi karirnya.
Usia 40 tahun juga " konon " , datanganya "puber kedua".
Dengan segala kematangan, kemapanan, pengalaman, ingin "menambah pengalaman", didorong pula bermodal kemampuan financial dan kemapanan yang ada.
Jadi usia 4o tahun, selain titik sukses juga jadi titik kritis. Bisa saja semangat mencari "pengalaman kedua" , membuahkan petaka kehidupan keluarga..!
Namun Usia 40 bagi yang memaknai perjalanan kehidupan di dunia adalah sementara, menuju kehidupan abadi kelak yang harus "menyiapkan bekal selama di dunia", berarti KESEMPATAN menyipakan bekal itu tinggal sebentar.
Kalaulah rata-rata manusia sekarang "pensiun sebagai manusia" di usia 60 tahun. Berarti waktu yang tersedia tinggal 20 tahun.
Hanya tinggal "sepertiga dari perjalanan hidupnya..! ".
Cukup siapkah mengumpulkan bekal selama sisa hidup itu ?
Mencari Empatpuluh :
Angka 40 ternyata punya makna bagi seseorang dalam kehidupannya :
Titik kemapanan (kesuksesan), Ujian dan "peringatan" tentang sisa perjalanan hidupnya (di dunia).
Dan ternyata angka 40 puluh juga adalah suatu "tantangan" untuk dicari sebagai bekal di detik akhir perpisahan dengan kehidupan dunia..!
Karena dengan mengumpulkan sejumlah angka sampai ke 40 diakhir kehidupan, akan menjadi salah satu jalan yang "melapangkan khubur kita".
Kita harus berusaha mendapatkan 40 manusia (minimum), entah itu anak kita, kerabat kita, tetangga kita, teman kita, yang pada saat jasad kita akan dikuburkan, mereka "dengan ikhlas membacakan Al Fatihah".
Hanya dengan berkawan baik dengan sebanyak-banyaknya teman, menjaga silaturahmi dengan Keluarga dan Kerabat, berbaik dengan Tetangga, selalu bertemu dan berjamaah di Mesjid, target mencari 40 itu InsyaAllah akan tercapai...!
Saturday, August 24, 2013
TAK ADA HARAP DI SISA PARUH MALAM.
Toko swalayan yg menyandang "Mart" merasuk masuk ke pelosok kampung
daerah terpencil.
Bahkan Satu group korporasi pemilik toko swalayan itu mungkin sudah melebihi kuotanya, karena sudah terlalu banyak. Bim salabim, diciptakan nama baru yg beda dikit dengan kakaknya, dari Mart menjadi Midi.
Group swalayan asingpun ikut rame-rame merambah. Dari mulai Swalayan serba ada, nempel di POM Bensin (SPBU), sampai tempat nongkrong anak-anak muda.
Bahkan Satu group korporasi pemilik toko swalayan itu mungkin sudah melebihi kuotanya, karena sudah terlalu banyak. Bim salabim, diciptakan nama baru yg beda dikit dengan kakaknya, dari Mart menjadi Midi.
Group swalayan asingpun ikut rame-rame merambah. Dari mulai Swalayan serba ada, nempel di POM Bensin (SPBU), sampai tempat nongkrong anak-anak muda.
Jarak satu sama lain hanya dalam hitungan puluhan meter, bahkan berhadap-hadapan, berdampingan.
Warung-warung kecil, warung tradisional, gerobak rokok semakin tergusur.
Sudah kalah dalam fasilitas, modal, lokasi dan kelengkapan barang jualan, "kesempatan waktu" pun semakin terdesak. Toko swalayan diberi hak buka 24 jam.!
Warung-warung kecil, warung tradisional, gerobak rokok semakin tergusur.
Sudah kalah dalam fasilitas, modal, lokasi dan kelengkapan barang jualan, "kesempatan waktu" pun semakin terdesak. Toko swalayan diberi hak buka 24 jam.!
Gerobak rokok dan warung klontong tradisional yg berharap rizky disisa paruh malampun semakin tersungkur tak berdaya.
Bagai tusukan akhir yg mematikan, toko swalayan pun kini diberi hak jual makanan mateng, olahan siap saji, layaknya warung makanan, Restaurant.
Warung milik Koperasi pun tak berdaya melawan serangan para warung milik Korporasi, yang menyerang, merambah sampai ke pelosok kampung.
Maka kini, bukan hanya gerobak rokok dan
warung klontong tradisional yg tersungkur.
Esok lusa, tinggal menunggu waktu, "warung makan" akan menutup pintunya, tak ada lagi harap sisa rizky disisa trotoar dan sisa paruh malam.
Dibangunlah rasa gengsi, dicampakan nasib anak-anak negeri, yg berharap rizky demi sejengkal perut disisa paruh malampun luruh sirna diterjang ketidak adilan tanpa perlindungan.!...
Esok lusa, tinggal menunggu waktu, "warung makan" akan menutup pintunya, tak ada lagi harap sisa rizky disisa trotoar dan sisa paruh malam.
Dibangunlah rasa gengsi, dicampakan nasib anak-anak negeri, yg berharap rizky demi sejengkal perut disisa paruh malampun luruh sirna diterjang ketidak adilan tanpa perlindungan.!...
Thursday, August 22, 2013
NIAT JADI USTADZ ARTIS, ARTIS USTADZ..?
USTADZ ARTIS, ARTIS USTADZ....?
Artis, Pelawak "tidak sedikit" kalau sudah tidak laku, menurun pamornya, beralih jadi Penceramah Agama ( walau tidak semuanya ).
Penceramah, Ustadz "tidak sedikit" kalau sudah amat sangat laku, pamornya naik, beralih layaknya jadi Artis.
Pasang tarif mahal, hanya mau hadir di tempat ber ac, hotel mewah, layar kaca, pakai Management yang orientasinya bukan mengatur jawal, tetapi Menetapakn Tarif Tampil.
Karena Ustadz semacam ini menempatkan dirinya Sebagai Artis, maka akupun (sebagai umatnya) menganggap dia sebagai Artis.
Kalau dia menempatkan sebagai Ustadz, salah benarnya tetap di dengarkan, jelek cakep rupanya tetap dilihat.
Kalau dia menempatkan sebagai Artis, ada yang aku suka, atau tidak suka bahkan aku benci. Karena itulah hak ku. .!
Makanya ada Ustadz menempatkan sebagai Artis ada yang aku suka, aku benci, aku kesel liatnya....!
( Salah satunya, liat penampilan, dan cara ngomongnya yang Tidak Aku Suka adalah si Atis Solmed..).
Dalam Agama ada pelajaran, Semuanya tergantung Niat. Mau niat jadi Artis yang cari duit melalui penampilan Agama atau niatnya jadi Ustadz untuk membimbing Ummat ?
Artis, Pelawak "tidak sedikit" kalau sudah tidak laku, menurun pamornya, beralih jadi Penceramah Agama ( walau tidak semuanya ).
Penceramah, Ustadz "tidak sedikit" kalau sudah amat sangat laku, pamornya naik, beralih layaknya jadi Artis.
Pasang tarif mahal, hanya mau hadir di tempat ber ac, hotel mewah, layar kaca, pakai Management yang orientasinya bukan mengatur jawal, tetapi Menetapakn Tarif Tampil.
Karena Ustadz semacam ini menempatkan dirinya Sebagai Artis, maka akupun (sebagai umatnya) menganggap dia sebagai Artis.
Kalau dia menempatkan sebagai Ustadz, salah benarnya tetap di dengarkan, jelek cakep rupanya tetap dilihat.
Kalau dia menempatkan sebagai Artis, ada yang aku suka, atau tidak suka bahkan aku benci. Karena itulah hak ku. .!
Makanya ada Ustadz menempatkan sebagai Artis ada yang aku suka, aku benci, aku kesel liatnya....!
( Salah satunya, liat penampilan, dan cara ngomongnya yang Tidak Aku Suka adalah si Atis Solmed..).
Dalam Agama ada pelajaran, Semuanya tergantung Niat. Mau niat jadi Artis yang cari duit melalui penampilan Agama atau niatnya jadi Ustadz untuk membimbing Ummat ?
Tuesday, August 20, 2013
PRESIDEN KU MALAM INI
Seorang Pria usia diatas 53 tahunan, berpeci
hitam khas Indonesia, berdiri gagah di mimbar.
Bendera merah putih kecil diatas mimbarnya dan
puluhan Microphone berjajar di depan mimbar.
Ruangan mewah luas, dipenuhi para
Pemimpin, Tokoh dunia hampir seluruh negara, duduk di kursi yang empuk,
memenuhi ruangan.
Lelaki yang di mimbar menjadi sentral
perhatian dari seluruh hadirin, para pemimpin Negara dari seluruh belahan dunia
yang ada di ruangan itu.
Dengan suara yang penuh wibawa, lelaki
di mimbar itu berkata :
“ Yang mulai Saudara-saudar para
pemimpin dunia, perkenankan saya untuk bicara tentang Negara kaya, yang bagai
sekeoing tanah Sorga yang terlempar ke bumi ini.
Yang Maha Kuasa, memberikan berkah
Cahaya matahari sepanjang tahun dan hujan yang menyuburkan tanah kami, yang
mungkin tidak diberikan pada Negara tuan-tuan.
Diatas tanah kami, hamparan hutan yang
hijau, dilapisan tanah bawahnya ada batubara, di bawahnya lagi ada Minyak dan
Gas dan juga emas serta berbagai material lainnya.
Dari Sabang di ujung barat, sampai Merauke
di ujung timur, hamparan keindahan alam, dan keragaman budaya adalah kekayaan
dan kekayaan jiwa-jiwa kami, putra-putri negeri kami..! ”
Pria itu bicara dengan jelas, lantang,
dan berwibawa walaupun “tanpa tangan mengepal” yang sudah jadi “pemandangan usang”
yang sering ditiru para elit politik negeri yang beranama Indonesia.
Para hadirin di ruang itupun terkesima
dengan gaya bicaranya. Iapun melanjutkan biacara :
“ Sebenarnya dengan kekayaan alam itu,
kami tidak perlu lagi banyak keterganungan dari negera tuan-tuan. Tuan-tuan
malah sejak berabad abad lalu datang dan meraup paksa kekayaan kami, karena
negeri tuan-tuan tak memilikinya.!
Tuan-tuan telah datang dengan cara
dagang bahkan dengan cara merampas harta-harta kami. Berabad abad kami hanya
menangis diatas tumpukan kekayaan negeri yang tuan-tuan rampas. “
Demikian katanya dengan tegas, tanpa ada
beban saat berucap.
“Rakyat kami kini telah bangki menjalankan
amanah dan kesadaran dan kesia-sian waktu, dan mengamanahkan padaku, untuk
memimpin negeri yang kaya ini”.
Ia menyeka keringat yang jatuh di dahinya.
“ Aku hanya menjalankan amanah rakyatku.
Aku hanya menjalankan amanah rakyatku, bukan partaiKu.!
Aku terlahir memimin, bukan karena aku mengusung
nama besar leluhurku dibelakqng namaku !
Aku maju, bukan karena aku Pengusaha
yang hndak berkuasa, agar usahaku terlindungi. Bahkan akupun bukan, manusia
yang akan maju karena kekuatanku sebagai Jendral…!
Tuan-tuan yang mulia, Pemerintahan kami
akan kubentuk dari kumpulan manusia amanah, mereka adalah adalah rakyat biasa bahkan mungkin jelata,
kumpulan orang-orang pilihan, bukan kumpulan orang-orang partai yang hanya
ingin berbagi kebagian kue.! Yang
bernama Kue keuasaan..!
Tetapi medeka adalah manusia biasa yang
siap berada dibawah reruntuhan rumah
kami yang telah runtuh, untuk sama-sama berdiri membangun rumah yang
bernama Rapublik Indonesia.!
Tuan-tuan yang mulia, karean itulah enyahlah
cerita masa lalu, yang telah tuan-tuan permainkan untuk Negara kami.!
Tak ada lagi perusahaan Negara-Negara
tuan-tuan yang hanya bisa membohongi dan
mengis pun di-pundi tuan-tuan dengan emas-emas kami..! “
Mendengar kalimat terakhir, seorang
pemimpin Negara adi daya yang hadir di ruangan itu tercengang.
“ Tuan-tuan, tegakah kalian membiarkan
rakyatku berKoteka, dan berpakaian selembar untaian kulit pohon ? Dengan
alasan, biarkan mereka alami. Padahal sebuah upaya perlambatan kemajuan diri
meraka yang tuan-tuan inginkan.
.
Dan…tuan-tuan cekoki mereka dengan
berbotol-botol minuman keras, agar mereka melayang setengah gila, lupa akan
kekayaan negeri tanah tempat kakinya berpijak, sementara tangan-tangan kotor
mengambil harta dari bumi mereka ! “.
Aku terlahir untuk mereka, rakyatku.
Karena itu aku tak bisa “dimerahkan, dibirukan, dihijaukan bahkan diputihkan”.
Enyahlah para Politikus yang rakus,
enyahlah para pemimpin yang hanya mengandalkan kharisma leluhur, enyahlah para pemimpin
yang hanya karena Jendral…! ”
Lelaki itu seraya menggebrak meja Podium
didepannya. Hentakan tangannya keras, dengan kepalan tangan dan otot yang
begitu kuat.
Deretan Microphone di podium itu
berjatuhan.
Suara gebrakan ke meja amat keras !
Dan………suara itu membangunkanku dari tidur panjangku malam ini..!
Oh….Presidenku, hanya hadir dalam mimpiku malam in..!
Subscribe to:
Posts (Atom)