Monday, April 20, 2009

Ujung Genteng
Pesona Alam Priangan Selatan

Pesona pantai pasir putih yang tersisa.
Kondisi pantai yang bersih, alami, dengan hamparan pasir putih yang membentang, kini menjadi hal yang langka kita temui khususnya di kawasan Jawa Barat.

Ujung Genteng, dengan pantai dan keasrian lingkungannya, mungkin hanya sejengkal saja dari sisa pantai yang ada yang masih bersih, asri dan alami.




Cikaso, harmoni di keheningan alam

Kondisi pantai dan alam sekitarnya di Ujung Genteng, mengingatkan suasana Pantai Carita di dekade awal tahun ’80 an.

Setelah Pantai Carita terkotak-kotak pantainya karena dikuasai oleh pemilik Hotel, maupun pemilik tanah ditepi pantai, praktis pantai pasir putih di Jawa Barat yang masih asri dan alami mungkin hanya ada di Ujung Genteng dan bagian pantai selatan Taman Nasional Ujung Kulon.



Ujung Gentang, walau jaraknya cukup jauh (lk. 230 km) dari Jakarta, yang dapat ditempuh lk. 6 – 7 jam perjalanan, kelelahan selam perjalanan akan terobati oleh eksotisme keindahan alam Ujung Genteng.
Ujung Genteng yang merupakan semenanjung yang menjorok meruncing kelaut, dikedua sisinya terhampar pantai yang indah.


Membuka Hari


Laut Selatan yang terhampar di depannya, yang umumnya di lokasi pantai laut selatan (Samudra Indonesia) gelombangnya besar, di Ujung Genteng selain airnya jernih, ombaknya kecil karena terhalang deretan karang yang berada lk. 200 m dari bibir pantai.

Deretan pohon-pohon kelapa dengan hamparan rumput hijau dibawahnya, mengingatkan suasana Pantai Carita sebelum ’dirampas’ oleh deretan Hotel dan penginapan yang ’memblokade’ pantai.

Penginapan di Ujung Genteng berderet menghadap pantai, sehingga pantai masih tetap berada di daerah umum, yang memang semestinya seperti ini, karena pantai adalah milik publik. Tidak sebaliknya seperti dikawasan Pantai Carita, deretan Hotel menghadap ke jalan, pantai berada di belakangnya, sehingga kemolekan pantai tidak terlihat lagi.
Mungkin inilah yang menjadi faktor yang meluluhkan geliat parawisata di Pantai Carita.

Obyek Wisata Yang Tersebar.
Nilai lebih dari obyek wisata Ujung Genteng tidak sekedar keindahan pantainya semata, tetapi didukung pula oleh eksotis dan kekhasan obyek lainnya.

Obyek wisata di Ujung Genteng sangat banyak dan variatif. dari mulai obyek wisata pantai, cagar alam / hutan, kehidupan tradisional masyarakatnya (seperti pembuatan gula kelapa), muara sungai, perkebunan, tersebar disekitarnya.


Karena waktu yang terbatas, maka aku hanya bisa menyapa dan bercengkerama dengan beberapa obyek saja.


Sunrise dan Sunset.
Saat Matahari terbit (sunrise) maupun saat tenggelam (sunset) selalu meninggalkan keindahan tersendiri. Di Ujung Genteng kita bisa menyaksikan keindahannya, saat terbit maupun tenggelam. Matahari terbit dapat disaksikan dari bagian pantai sebelah timur , yang daerahnya didominasi deretan pohon-pohon kelapa. Sedangkan saat Matahari tenggelam dapat disaksikan dibibir sebelah pantai barat.

Hal inilah yang jarang bisa ditemui di tempat obyek wisata lainnya.


Pantai Pangumbahan.
Pantai Pangumbahan yang terletak sebelah barat dari Pantai Ujung Genteng bisa ditempuh tidak lebih dari 20 menit perjalanan dengan menggunakan Ojek, yang bertarif Rp. 20.000,- pulang pergi.. Pantai dengan hamparan luas pasir putih yang bersih ini merupakan tempat bertelurnya Penyu (Kura-kura) Hijau.


Cengkrama Alam Malam di Pantai Pangumbahan

Pada malam hari, Kura-kura yang usianya sudah puluhan tahun ini, datang dari tengah samudra, kemudian merayap ke bibir pantai, dan menggali pasir cukup dalam. Kemudian ia mengeluarkan telur, kemudian menutupnya kembali. Sekali menelur lk. 120 telur akan ditinggalkan dari perutnya..!!

Selesai bertelur, ia kembali ke lautan bebas, meninggalkan telurnya. Dan setelah 60 hari, telur-telur yang telah ”dierami” oleh hangatnya pasir putih, akan keluar berupa anak-anak Penyu, yang biasa disebut Tukik.

Dari sekian banyaknya telur , yang berhasil selamat menjadi Tukik dan hidup menjadi dewasa hanya 2% nya saja. Yang lainnya dimangsa predator, dari sejak telur ataupun saat menjadi Tukik.

Kepiting, Biawak adalah sebgian saja dari berbagai Predatornya. Dan Predator yang sangat berbahaya dan mengancam kepunahan Penyu Hijau tiada lain adalah manusia ! Lihatlah di kota Sukabumi, di beberapa tempat di trotoar jalan, sering dijumpai penjual telur penyu.!

Bila kita ingin menyaksikan Penyu bertelur kita harus sabar, kita mengintipnya pada malam hari. Sungguah suatu keasyikan tersendiri, mengintipnya diantara hamparan cahaya bulan purnama. Bila sang Penyu telah bertelur, Sang Penyu liar itupun masih ramah untuk sekedar dibelai, sebelum ia mengarungi lautan, kembali ke samudra luas.

Pantai Ombak Tujuh.
Lokasi Ombak Tujuh berada di sebelah barat dari pantai Pangumbahan. Lokasi ini dapat dicapai dengan Ojek lk. 1.5 jam perjalanan dengan tarif Rp. 150.000,- pulang pergi.

Pantai ini dinamakan Pantai Ombak Tujuh karena ombak yang datang selalu berjumlah 7 ombak secara berurutan. Lokasinya relatif sepi, selain ada bagian pantai yang datar, juga ada pantai yang merupakan daratan terjal. Ombak bergulung-gulung menghantam tepian yang terjal, pecah diseliling derunya, berlatar birunyan samudra, dan hamparan cahaya keperakan jatuhnya sinar matahari ke riak gelombang, adalah irama alam yang indah dari Nya.

Disekitar tempat ini terdapat danau kecil air tawar yang dikelilingi hijaunya alam, dan hanya dipisahkan hamparan bibir pantai pasir putih, danau ini bersebelahan dengan laut bebas.

Taman Wisata Alam.
Rimbunan berbagai pohon yang menyejukan memenuhi taman wisata alam Ujung Genteng. Lokasinya berdekatan dengan tempat para Nelayan menjual hasil ikannya.

Bila Ujung Genteng ini merupakan daratan yang menjorok tajam ke laut (semenanjung), dengan kedua sisinya merupakan panatai yang eksotis, maka Taman Wisata Alam ini persis di bagian daratan semenanjung itu.

Curug Cikaso.
Obyek Wisata ini sebaiknya dikujungi saat perjalanan pulang. Saat menjelang keluar wilayah Surade (perjalanan pulang dari Ujung Genteng), ada pertigaan ke sebelah kanan, dengan tanda lokasi ke Cikaso. 7 Km dari pertigaan ini, adalah lokasi dari Curug Cikaso. Curug dalam bahasa Sunda berarti Air Terjun.


Menyusuri Sungai Cikaso

Sepanjang jalan menuju Cikaso, pemandangannya indah. Kita akan melawati perkampungan, jalan yang tidak begitu lebar, melewati pula hijaunya pegunungan, dimana di satu sisi jurang yang dalam dan disisi lainnya tebing cadas yang tegak. Mengingatkan kita pada suasana jalan Cadas Pangeran di Sumedang.

Kita akan menemui jembatan panjang yang membentang membelah kali Cikaso. Disebalah kanan sebelum Jembatan tersebut ada jalan masuk dimana disitu terdapat deretan Perahu Kayu kecil yang akan mengantarkan kita ke hulu sungai, dimana Air Terjun (Curug Cikaso) berada.

Satu perahu, maksimum bisa dimuati 10 orang penumpang. Dengan menggunakan Motor Tempel, kita akan bertualang menyusuri sungai, dan menuju kearah hulu sungai, dengan melewati pertemuan dua sungai dengan latar belakang bukit dan hutan yang menghijau. Sungguh suatu perjalanan petualangan di alam yang tidak mudah dilupakan !
Pada titik pertemuan itu, kita akan menyaksikan air sungai yang berbeda warna. Satu sungai berair keruh kecoklatan, dan air sungai yang kita susuri berwarna hijau.

Tidak lebih dari 10 menit saja, kita akan sampai pada tepian sungai dimana kita harus turun untuk melajutkan jalan kaki mendaki, yang tidak begitu jauh.

Diujung tanjakan, di rimbunnya hutan, dihadapan kita terbentang 3 air terjun yang tinggi, yang jatuh ke kolam alam diantara bebatuan. Gemerisiknya mengusik sepinya alam disekitarnya.

Hijaunya alam, mengapit sungai

Ikan Bakar.
Makanan yang mengasyikan di obyek wisata pantai tentulah ikan. Kita bisa membeli ikan dari penjual di dekat tempat para nelayan menjual / melelang ikan. Letaknya adalah dititik ujung semenanjung Ujung Genteng.
Disini ada beberapa warung yang menjual ikan bakar.

Gula Kelapa.
Di Ujung Genteng kita juga bisa menyaksikan perkampungan ditengah hamparan kebun kelapa, dimana terdapat pembuatan gula kelapa yang diolah masih dengan cara tradisional. Gula kelapa tersebut dicetak pada batok kelapa.

Akomodasi.
Di Ujung Genteng terdapat beberapa penginapan. Di pantai sebelah Timur ada Villa Amanda. Di sebelah barat ada Pondok Hexa dan Villa Ujang. Dan sedikit kearah barat lagi, mendekati Pantai Pangumbahan ada Pondok Cowboy, dengan bangunan yang terbuat dari kayu.

Selain itu banyak pula rumah-rumah penduduk yang disediakan untuk disewakan, lengkap dengan dapur dan kamar.



Route.
Ujung Genteng dapat ditempuh dari Jakarta dari 2 route.
Route pertama : Jakarta – Ciawi – Cicurug – Cikidang – Pelabuhan Ratu – Kiara Dua – Jampang Kulon – Surade – Ujung Genteng.
Route Kedua : Jakarta – Ciawi – Cicurug – Cibadak – Cikembar – Bojong Lopang – Jampang Kulon – Surade – Ujung Genteng.

Route kedua lk. 17 km lebih pendek , namun jalurnya cukup ramai karena banyak kendaraan umum. Sedangkan route pertama lebih sepi. Namun keduanya menyajikan pemandangan alam yang indah dengan jalan naik turun dan berbelok-belok.

Route kedua lebih variataif melewati hutan alam, dan kebun teh. Namun route pertama lebih didominasi hutan.

Kemanapun route yang akan dilalui, jarak Jakarta – Ujung Genteng dengan perjalanan selama 6 – 7 jam, kelelahan kita akan terobati dengan eksotisnya sisa alam Priangan selatan yang masih asri..!


(Momon S. Maderoni)

7 comments:

  1. Indahnya Ujung Kulon. Sayang sekali kemaren belum lengkap perjalanan. Lain waktu pasti aku ulang dengan lebih lengkap..

    ReplyDelete
  2. Terima kasih Ayu (yang memang ayu !), yang itu Ujung Genteng. Iya kalau ke sana harus punya waktu yang lama, karena obyek wisatanya banyak. Air terjun saja lebih dari 3 obyek. Belum muara sungai yang indah, pantai dari pantai pasir putih sampai pantai yang airnya seperti dalam Aquarium, bening dan bermacam-macam ikan. Ada lagi Goa. Mudah-mudahan semuanya terjaga (dan di jaga..!)

    ReplyDelete
  3. Suatu ketika berharap bisa sampai ke Ujung Genteng ini

    ReplyDelete
  4. Terima kasih untuk kesempatan mampir di blog ini. Semoga berkesempatan liburan ke Ujung Genteng ini.

    ReplyDelete
  5. Trima kasih atas narasinya. Sangat memukau dan menggoda untuk segera berkunjung kesana.

    ReplyDelete
  6. Wouw bernostalgia ngeliat foto2 ini. Jadi kangen buat kesana lagi ya?

    ReplyDelete