Wednesday, August 14, 2013

TAK ADA KIBAR



Hiruk pikuk itu hampir tak terdengar lagi.
 
Tak terdengar lagi "hebohnya" sang Ayah menyiapkan merias Sepeda anaknya untuk pawai.

Tak terlihat lagi pintu gang berhiaskan Gapura, selain kini hanya dipenuhi gambar para Caleg yang tersenyum munafik.

Tak terlihat lagi pohon-pohon disepanjang jalan berlabur putih, atau semaraknya pagar-pagar rumah berlabur cat yang baru.

Tak ada lagi hadiah baju seragam dari orang tua untuk dipakai saat upacara yang istimewa itu.

Tak terdengar lagi teriak penyemangat para peserta lomba permanian trradisional negeri ini, selaian teriak dan hingar bingar para Politisi dengan seribu janji dan gaya bombastis.
 
Tak ada pula kibar bendera di ujung atas kayu pohon pinang yang berlabur pelicin. 
Tak ada kibar..!

( di tepi jalan yg penuh polusi, seorang pengemudi mobil mengganti Ban nya yg kempes.
Usai mengganti Ban, mengelapkan tangannya dengan bendera merah putih kecil yg terpasang di kaca spionnya.

Akupun teringat bendera di rumahku. Mengingat-ingat, dimana disimpan merah putih yg sdh kumal itu. ? ).

No comments:

Post a Comment