Wednesday, July 17, 2013

DUA DOA (Keranda Jenazah dan Kepala Kambing)

Kendaraan yang mengangkut Jamaah Haji lalu lalang usai para Jamaah melaksankan semua Rukun Haji pada Ibadah yang hanya setahun sekali itu.

Para Jamaah dari negara Afrika dan sekitarnya (umumnya) , banyak yang menggunakan  Bus-bus terbuka dengan penumpang yang sampai ke atapnya.


Suasana hiruk pikuk "pulang" mulai terasa. Sebagian ada yang langsung pulang ke negaranya masing-masing, namun ada sebagian meninggalkan Mekah menuju Madinah untuk selanjutnya pulang ke negara masing-masing.

Sore itu, di ujung tahun 2004, adalah sore hari terakhirku di kota Suci Mekkah, setelah tinggal lk. sebulan dalam rangka melaksanakan pangggilanNya.

Jemaah Haji dari Irak dan Turki yang hari-hari sebelumnya menggunakan Bus khusus, mulai tidak menggunakan lagi, mereka bercampur di Bus-bus yang disediakan umum.

Doa Satu :
Aku berdesakan diantara penumpang dalam Bus.
 "Aroma perpisahan" Jemaah dengan Kota Suci Mekah sangat terasa sore itu.
Bus melaju memasuki terowongan yang menghubungkan kawasan Aziziah, tempat pondokanku, dengan kawasan Masjid Al Harom.


Para penunmpang lain, juga termasuk aku, umumnya ingin melakukan Tawaf Perpisahan, tawaf terakhir sebelum berpisah dengan Baitullah (dan entah kapan lagi kami diberikan kesempatan untuk kembali).

Dalam perjalanan itu, ditengah berdesakannya dalam Bus, aku bilang ke Istri yang sama-sama dalam satu Bus :
" Alhamdulillah niat untuk khatam Al Qur'an di Mesjidil Harom sudah terlaksana.  Yang berlum terlaksana ada satu, ingin ikut mengangkat keranda Jenazah yang akan di Sholatkan di Al Harom ".

Dalam hati, mungkin ini keinginan yang tidak akan terlaksana karena sore ini kami hanya punya waktu sebentar. Selesai sholat Ashar, Tawaf, Sa'i, langsung menuju Madinah setelah Maghrib di pondokan.

Bus sampai di terminal dekat halaman Mesjid Al Harom.  Kami turun dari Bus, angin meniup baju Ikhram kami, kami berjalan menuju pintu Masjid yang dekat dengan "Rumah Nabi Muhammad".

Baru beberapa langah turun dari Bus,..............Allah Maha Kuasa, Allah Maha Mendengar, Allah Maha Mengetahui hambanya, tiba-tiba raungan suara Sirene, sebuah Ambulan menyeruak diantara kerumunan, dan.......persis berhenti di depanku.

Pintu belakng Ambulan dibuka, ...keranda Jenazah dikeluarkan, dan...akupun termasuk yang mudah untuk menjangkaunya dan ikut mengangkat keranda Jenazah itu....!

Subhanallah. Allah Maha Mengetahui, mengabulkan keingin terakhirku sebelum meninggalkan kota Mekah....!

Doa Dua :
Setibanya di Madinah, kota yang bersih, disambut angin dingin (namun kering).
Sambil menunggu waktu kepulangan ke tanah air, target selama di Madinah adalah Sholat Arba'in ( 40 kali ), berjamaah Sholat Wajib di Mesjid Nabawi tanpa terputus.
Dimana di Mesjid ini terdapat Makam Rasulullah SAW.


Jarak pondokan dengan Mesjid tidak begitu jauh, namun juga tidak begitu dekat. Kami lebih senang dan sering melakukan perjalanannya dengan jalzn kaki. Kota ini terasa lebih modern, bersih dan tertib.

Karena takut kehilangan waktu, kami lebih sering pergi sekalian, artinya sejak Subuh sampai Isya tetap di Mesjid, agar lengkap Arbain kami. Pulang usa Sholat Isya. Dan tengah malam kembali lagi Sholat Malam sambil menunggu Subuh.
Begitulah yang kami lakukan, sampai 40 kali kesempatan Sholat Wajib itu dapat kami laksanakan secara terus menerus, tanpa putus.

Menjelang hari hari terakhir, suatu hari kami pulang setelah Subuh, dan rencana kembali menjelang Dhuhur.
Usai berdoa Subuh, sepotong Kebab dan segelas Susu menjadi santapan sarapan kami pagi itu di seberang Mesjid.


Usai menikmati sarapan pagi, pulang ke pondokan. Menyusuri trotoar jalan yang bersih, udara sejuk, kami lalui nyaman berjalan kaki.

Setelah melewati Mesjid Bilal, sebelum perempatan Lapu Merah, tiba-tiba aku ingat suasana di tanah air, suasana di rumah.
Ingat keadaan di rumah, kalau Iedul Adha sekeluarga masak sendiri dan  makan dengan Gulai Kepala Kambing.
Spontan sambil jalan, aku bilang ke Istri yang sama-sama berjalan disamping :
" Biasanya kalau Iedul Adha kita di rumah, kita selalu makan dengan Gulai Kepala Kambing dan Kaki ".

( Kebiasaan kami saat Iedul Adha masak Gulai Kepala Kambing yang dimasak dan dibersihkan sendiri, sampai saat ini  " kami masih  kurang percaya"  bila orang lain yang membersihkan Kepala Kambing tersebut )

Usai aku berkata itu, kami menyeberang perempatan.
Baru beberapa langkah melewati lampu merah, tiba-tiba dari seberang jalan ada mobil warna putih  ( kalau di Indonesia sejenis Suzuki Karimun ) berhenti.
Dua Remaja Arab berpakaian Timur Tengah warna putih, menyeberang menghampiri kami sambil memanggil-manggil :
" Haji,..Haji..Haji.....!! "

Seorang diantaranya menenteng Kantong Plastik besar warna putih (kantongnya cukup rapih, bukan jenis kantong kresek). Dan langsung menyerahkan kantong itu kepada kami.

Dan.....sesaat setelah kami lihat, di dalam  kantong itu berisi........2 Kepala Kambing dan Kaki-kakinya.....!!
Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui keinginan hambanya..!

Dua Doa Yang terkabulkan.!


No comments:

Post a Comment