Monday, July 15, 2013

SORABI


( Catatan Kecil Mengenang Masa Kecil )


Makanan khas ini sudah sangat dikenal tanah Priangan.

Disetiap daerah sama, bahan bakunya sama, cara membuatnya sama, bahkan waktu menyantapnya juga sama, umumnya pagi hari.
Yang sedikit beda untuk beberapa daerah hanya dalam penyebutan, ada yang menyebut "Sorabi", ada yang menyebut "Surabi".

 



Disetiap daerah sama, bahan bakunya sama, cara membuatnya sama, bahkan waktu menyantapnya juga sama, umumnya pagi hari.
Yang sedikit beda untuk beberapa daerah hanya dalam penyebutan, ada yang menyebut "SOrabi", ada yang menyebut "Surabi".

Terbuat dari Tepung Beras, Kelapa, Garam. Dipanaskan / dimasak pada Tempat berupa tempat seperti "Kwali kecil" gerabah terbuat dari tanah.

Api Kayu Bakar :
Sorabi dipanasakan / dimasak, di tungku kecil yang juga terbuat dari tanah. Sumber apinya kayu bakar dan arang.
Sampai sekarang Sorabi asli, "the real Sorabi", tetap dibuat diatas tungku kecil denga sumber api dari kayu bakar dan arang.!

Mengantri, Cinggogo dan Siduru :
Panganan ini nikmatnya dimakan pagi-pagi, bahkan untuk beberapa orang sebagai "sarapan pagi". Dan dimakan dalam kondisi panas, "fresh from the tungku tanah"..!

Karena harus kondisi panas / hangat di pagi hari, maka pelanggan harus rela menunggu, antri untuk mendapatkan Sorabi yang fresh from the tungku itu.!

Karena pelanggan baru bangun dari tidur, dan cuca pagi yang dingin, maka pemandangan pelanggan mengantri sambil jongkok berkerudung sarung sambil mendekat ke tungku, menghangatkan badan alias "siduru" adalah pemandangan yang khas di depan si Bibi penjual Sorabi..!

Pemandangan ini tidak pernah berubah sampai sekarang ; ngantri, jongkok, berkerudung sarung dan "siduru"...!

Sorabi dan Modernisasi :
Di awal tahun '70 an, dimana Terigu sudah banyak dijual sampai ke daerah, ada beberapa yang mengganti Sorabi dengan bahan baku Terigu (tepung gandum). Namun tetap saja rasa kelezatannya tidak mampu mengalahkan Sorabi "kreasi leluhur" yang terbuat dari Tepung Beras..!

Sekarang banyak yang me "modernisasi" dengan berbagai rasa, dari Rasa Keju sampai Rasa Duren, dibuat tidak diatas tungku, tapi dengan alat masak modern , bersumber api kompor modern.
Tetapi tetap saja "selera asli Sorabi kreasi leluhur" masih lebih nikmat dinikmati, walaupun sebatas kreasai rasa dengan menambahkan Gula Merah, Oncom atau Telur Ayam diatas adonan nya.

Sorabi hasil "modernisasi" juga disajikan siap saji, tak perlu mengantri.
Tetapi tetap saja lebih nikmat "mendapatkan Sorabi kreasi leluhur" di pagi hari dengan mengantri sambil jongkok alias cinggogo, bersarung dan sambil siduru...!

Karena itu "bagian yang tak terpisahkan dari kenikmatan dari Sorabi" itu sendiri...!!!

( saat jari tanganku menekan huruf terakhir tulisan ini di keyboard, terbayang ruang dan masa laluku, saat masa kecilku, dimanakah si Bibi yang setia berjualan Sorabi di dinginnya pagi di pinggir jalan di kampungku ?........)

No comments:

Post a Comment