Sunday, July 14, 2013

Sahabat Malam di Al Harom

Sahabat Malam di Al Harom.

Jelang paruh malam, penghujung tahun 2004, tak sedetikpun tersisa waktu Kabah tanpa Jamaah yang terus berputar, mengelilingi.

Langkah kaki Jamaah, para Tamu Allah, beriring dengan suara doa, dan  tak sedikit cucuran air mata. Wajah-wajah pasrah, gumam doa, tak sedetikpun henti dari sekeliling Baitullah itu.

Untuk mendapat ruang langkah yang lapang, para Jamaah Haji musim haji tahun itu  ada yang memilih lantai lainnya untuk melakukan Tawaf itu.

Usai Tawaf di lantai paling atas, aku memilih duduk di pinggir lintasan Tawaf.
Mengejar keinginan untuk mengkhatamkan Al Qur'an di Mesjid itu, aku buka Al Quran kecil yang kubawa dari tanah air. 

Langit cerah, udara dingin menyekap. Dibawah temaram lampu, Kabah yang ada di bawah, terlihat jelas hampir semua sudutnya.  Terlihat Jemaah berhimpitan mendekati Hajar Aswad. Sekeliling luar, ribuan Jamaah tak hentinya Sholat, tangan tangan tengadah dalam doa harapan dan ampunan.

Sambil menunggu waktu Sholat Malam ( Tahajud), kubuka lembaran Al Quran, melanjutkan sisa Surat-surat yang belum terkhatamkan.  Hampir satu  jam lebih aku membacanya, dengan kemampuan membaca yang seadanya.

Tiba-tiba seorang anak muda Arab dengan pakaian lengkap Timur Tengah berwarna putih mendekati, dan duduk disampingku.
Dalam bahasa Ingris yang fasih, setelah duduk disampingku,  dia berkata :
" Silahkan, lanjutkan ". Seolah kehadirannya jangan mengganggu membacaku.

Kembali dengan kemampuan membaca yang seadanya aku lanjutkan membaca.
Si anak muda Arab itu semakin mendekatkan duduknya denganku. Dengan memiringkan kepalanya seolah agar lebih jelas mendengar suaraku.

Kemudian ia bertanya :
" Apakah tahu artinya ? "
" Tidak. Aku punya Al Qur'an yang ada terjamahaannya, tapi yang kubawa ini tidak ada terjamahannya ", jawabku.
Ia berkata lagi :
" Akan lebih baik kamu tahu artinya, agar meresap ke dalam jiwamu. Coba kamu baca Surat yang kamu anggap sudah lancar membacanya ".

Kubuka lembaran-lembaran akhir dari Al Qur'an, lembaran Surat-surat pendek.
Mulai aku baca satu surat. Selesai aku bacakan, dia berkata :
" Coba aku bacakan ".

Dia pun membaca Surat yang ku baca. Dengan suara yang bagus, irama khas, tajwid nya yang benar-benar membacanya dengan baik.

Kemudian ia menyuruhku membaca ulang Surat yang aku baca, dan iapun mengoreksi huruf demi huruf, ayat demi ayat kesalahanku.
Begitulah aku dimbimbingnya sambil membaca sisa Surat yang ingin aku khatamkan malam itu.

Sampai saat itu aku belum tahu siapa dia, karena datang begitu saja, dan langsung duduk disampingku.

Sebelum pamit dia hanya memperkenalkan sebagai Mahasiswa dari Mesir.

Kemudian sebelum beranjak pamit, dia menyuruhku membaca Ummul Qur'an, Al Fathihah.
Kembali sambil mengoreksi, membimbingku cara membacanya yang benar.

Dan malam-malam berikutnya, akupun  tak bertemu lagi dengan Sahabat malam di Al Harom yang menghampiri tiba-tiba ini..........

   

No comments:

Post a Comment