Alam adalah Guru tertua Manusia. Dalam perjalanan menjelajahnya, Tuhan menunjukan ayat-ayat kehidupan dan ayat alam yang nyata. Sebagai tanda kebesaranNya maupun potret pelajaran hidup dan kehidupan, yang menjadi bahan perenunganku yang layak diambil maknanya. Semoga catatan perjalanan hidup dan kehidupan " rumah kata " ini bermanfaat untuk sesama. (Momon S. Maderoni)
Saturday, July 20, 2013
SUATU SAAT, MUNGKIN LUPA PADA WARNA BENDERA NEGERI SENDIRI.
Sesaat setelah aku masuk ke ruang Kelas itu, murid-muridku berdiri. Dengan posisi tegap, semua murid-murid itu melakukan Penghormatan dengan khidmat pada Bendera Merah Putih yang ada di sudut kanan ruang Kelas.
Begitulah acara penghormatan pada Sang Saka itu dilakukan setiap hari sebelum pelajaran jam pertama dimulai, yang dilakukan di era dekade pertengahan tahun ’80 an.
Pada awal ada kebijakan dari Pemerintah untuk melakukan Penghormatan Bendera itu bagi semua siwa Sekolah, terjadi Pro dan Kontra di masyarakat. Ada yang kontra karena dianggap seperti “menuhankan” Bendera.
Terlepas dari semuanya, ini adalah sebuah upaya menumbuhkan kecintaan, dan pengingatan pada kebesaran tanah airnya bagi siswa-siswi sekolah sebagai generasi penerus bangsa, menumbuhkan rasa kebanggaan pada negaranya.
Bagaimana mungkin akan melakukan sumbangsih bagi negeranaya, bila tidak ada rasa kecintaan pada bangsanya itu sendiri.
(Mungkinkah lahirnya para Koruptor karena tidak ada rasa kecintaan pada negerinya sendiri ?).
Entah apakah masih ada acara penghormatan bendera di ruang Kelas di awal pelajaran bagi siswa-siswi sekarang ?
Suatu kenyataan, kibar Merah Putih di ujung-ujung Gang, di Kampung-kampung, setiap Hari Kemerdekaan pun kini semakin berkurang kibarnya.
Mungkin suatu saat kitapun lupa akan warna bendera negeri sendiri…!
( Catatan Kecil : Ketika Aku menjadi Guru )
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment